KONTRIBUSI PERPUSTAKAAN YANG MANDIRI DALAM
MENINGKATAN MINAT BACA
MASYARAKAT
OLEH :
VIKI ISWANTO
PUSTAKAWAN ANNISAA-IZADA
JL. JOMBANG RAYA NO. 25 PONDOK AREN
TANGERANG 15224 TLP.733-2829
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
“ Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang mennciptakan. Dia
telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Mahamulia...”
(Q.S. Al-alaq 1-3).
Berdasarkan kutipan ayat di
atas, dijelaskan bahwa sebenarnya Allah SWT
mewajibkan kita untuk membaca, dengan membaca kita dapat menambah ilmu
dan pengetahuan serta menambah pemahaman kita tentang berbagai macam hal, oleh
karena itu semakin bertambahnya ilmu, pengetahuan dan pemahaman kita, maka
semakin dekat pula diri kita kepada yang Maha Pencipta yaitu Allah SWT.
Salah satu tempat untuk memperoleh ilmu pengetahuan yaitu
perpustakaan. Terdapat bermacam jenis perpustakaan, seperti perpustakaan
sekolah, perpustakaan perguruan tinggi, perpustakaan instansi pemerintah,
perpustakaan umum daerah dan masih
banyak lagi. Namun masalah yang sering kita hadapi dan kembali terulang antara
lain, penataan ruang perpustakaan yang kurang baik seperti fentilasi udara yang
tidak mencukupi sehingga menyebabkan sirkulasi udara yang kurang baik,
kurangnya perhatian terhadap kebersihan perpustakaan seperti debu yang
menghiasi lemari bahkan koleksi yang ada,
tidak hanya pada hal yang bersifat tehnis, seperti tata ruang dan
kebersihan, akan tetapi kurangnya koleksi perpustakaan adalah hal yang cukup
memberikan alasan bagi pengguna perpustakaan untuk enggan meminjam dan membaca
buku koleksi perpustakaan, atau sekedar mengunjunginya. Ini merupakan gambaran
secara umum kondisi perpustakaan saat ini yang dapat kita peroleh sebagai
gambaran tentang kondisi dan respon masyarakat terhadap perpustakaan secara
umum.
Menurut Lasa (1998) perpustakaan merupakan sistem informasi yang di
dalamnya terdapat aktivitas pengumpulan, pengolahan, pengawetan, pelestarian
dan penyajian serta penyebaran informasi. Berdasarkan pernyataan tersebut,
perpustakaan mempunyai peran penting dalam dunia pendidikan, baik pendidikan
formal, nonformal maupun pendidikan informal.
Segmen masyarakat ini
yang membutuhkan dukungan berbagai pihak, agar mereka mengetahui arti penting
dari sebuah perpustakaan yang tujuan akhirnya adalah menumbuhkan minat baca
dikalangan masyarakat kita agar tercipta masyarakat yang memiliki minat baca
tinggi, gemar membaca dan mencintai perpustakaan.
Sesuai dengan pembukaan
undang-undang dasar 1945 “Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu
pemerintah negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dengan kata lain pemerintah bersama elemen
masyarakat lainnya bekerja sama untuk meningkatkan minat baca masyarakat, dengan dibantu oleh media sebagai
alat komunikasi dan promosi. Adapun bunyi undang-undang No. 43 Tahun 2007
tentang Perpustakaan dibentuk dengan tujuan untuk meningkatkan kecerdasan
kehidupan bangsa melalui pengembangan dan pendayagunaan perpustakaan sebagai
sumber informasi berupa karya tulis, karya cetak dan karya rekam. Perkembangan
perpustakaan sudah cukup meningkat terutama perpustakaan umum baik yang
didirikan oleh pemerintah daerah maupun masyarakat. Dari seluruh kabupaten
/kota di seluruh Indonesia
hampir 90% telah membentuk perpustakaan umum. Masyarakat telah mulai mendirikan
kafe perpustakaan, taman bacaan, perpustakaan keluarga untuk umum.
2.
Permasalahan
Ada beberapa
permasalahan dalam menumbuhkan minat baca di kalangan masyarakat yaitu :
1. Siapa yang
bertanggung jawab atas tumbuhnya minat baca masyarakat.
2. Sejauh mana
lembaga yang terkait memahami pentingnya minat baca.
3. Sejauh
mana pihak terkait memahami makna sebuah
buku dan fungsi sebuah perpustakaan?
BAB II
LANDASAN TEORI
1.
Landasan Teori
Landasan teori yang dapat diutarakan untuk menjawab pertanyaan
diatas harus ditinjau dari berbagai aspek. Minat baca akan tumbuh jika ada
faktor-faktor pendorong yang bisa menyongkong hal itu. Landasan teori yang
mendukung hal tersebut seperti diungkapkan Maslow dalam teori kebutuhan
berangkai (Krech, Cruchfield, dan Ballachey, 1962:76) bahwa kebutuhan
masyarakat itu beragam, diantaranya kebutuhan akan informasi tetapi sebenarnya
banyak variasinya, yaitu :
1.
Kebutuhan
fisiologis
2.
Kebutuhan rasa aman
3.
Kebutuhan rasa
cinta dan memiliki
4.
Kebutuhan rasa
harga diri
5.
Kebutuhan rasa
aktualisasi diri
Timbulnya
kebutuhan seseorang dipengaruhi oleh kondisi fisiologis, situasi, dan kondisinya.
Sedangkan dikaitkan dengan lingkungan yang mendorong timbulnya kebutuhan,
khususnya yang berkaitan dengan sumber informasi maka kebutuhan yang diusulkan
oleh Katz, Gurevitch, dan Haas (dalam Tan 1981: 298) adalah kebutuhan :
1.
Kebutuhan kognitif
2.
Kebutuhan Afektif
3.
Kebutuhan integrasi personal
4.
Kebutuhan Integrasi Sosial
5.
Kebutuhan Berkhayal
Sebelum kita membahas
tentang pentingnya perpustakaan dalam meningkatkan minat baca, tak salah
penulis ingin mengetahui apa yang di maksud dengan minat baca itu ? Adapun
pengertian minat baca yang telah dikemukakan oleh para ahli, antara lain:
a.
Membaca adalah
proses psikologis untuk menentukan arti kata-kata tertulis. Membaca melibatkan
penglihatan, jarak mata, pembicaraan batin, ingatan, pengetahuan mengenai kata
yang dapat dipahami, dan pengalaman pembacanya.
b.
Membaca adalah
proses mendapatkan arti kata-kata tertulis (Heilman, 1989: 1)
c.
Membaca adalah
memetik proses membentuk arti dari teks-teks yang dterkandung dalam tertulis
(Anderson, Richardo, 1989 :1)
d.
Membaca adalah
melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau hanya
dalam hati ( Sugono, Dendy, 2008 : 109)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang saya kutip minat adalah
kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu atau bergairah. Jadi minat baca
itu dapat disimpulkan bahwa suatu proses berpikir seseorang yang memiliki
keinginan yang tinggi terhadap sesuatu, termasuk didalamnya menceritakan,
menafsirkan arti dan lambang-lambang tertulis dengan melibatkan penglihatan
gerak mata, pembicaraan batin, dan ingatan.
BAB III
PEMBAHASAN
Adanya terpaan informasi
yang terus bertambah akan bisa mengubah sikap dan perubahan ini bisa terjadi
apabila informasi yang menerpa atau dibacanya cukup banyak, beragam dan dalam
jangka waktu yang lama ( Krech, dan Ballachey, 1962:225-226). Demikian
pula motivasi setiap individu dalam masyarakat ataupun masyarakat itu
sendiri dalam memperoleh informasi, pengetahuan dan lainnya akan terjadi
apabila :
1.
Tersedia sarana
dan prasarana yang dibutuhkan untuk memperoleh informasi
2.
Adanya peran
aktif berbagai pihak pemerintah, lembaga pelayanan publik, profesional,
lembaga swadaya masyarakat maupun perorangan(individu) untuk membangun semangat
memperoleh informasi
3.
Adanya
keterbukaan dan kemudahan memperoleh informasi
4.
Adanya dinamika
informasi
5.
Adanya
pihak-pihak pertelivisian yang selau membuat program tayangan peningkatan minat
baca dan bukan hanya mencari keuntungan semata saja, sehingga perusahaan
pertelevisian yang tumbuh di negeri ini juga berperan aktif dalam membentuk
karakter suatu bangsa.
Adapun
faktor-faktor penghambat kurangnya minat baca antara lain,
1.
Kebutuhan
membaca belum merupakan kebutuhan pemuas atau pokok yang penting seperti
kebutuhan sandang atau papan.
2.
Belum ada atau
kurangnya gairah membaca untuk meningkatkan wawasan dan hal yang
bermanfaat
3.
Masalah membaca
buku belum menjadi tradisi keseharian atau budaya masyarakat
4.
Kurangnya
promosi dari berbagai pihak untuk meningkatkan minat baca dengan kegiatan
yang mendukung supaya antusias membaca masyarakat meningkat
5.
Kurangnya
fasilitas pendukung yang membuat masyarakat termotivasi untuk membaca.
6.
Banyaknya jenis
hiburan, permainan, tayangan tv dan juga tempat hiburan untuk menghabiskan
waktu sehingga dapat mengalihkan perhatian anak ataupun orang dewasa dari buku.
7.
Mahalnya buku
sehingga masyarakat yang kurang mampu tidak sanggup untuk membeli buku.
Dari pemaparan diatas bahwa perpustakaan sebaiknya selalu mengikuti
arus informasi yang saat ini berkembang pesat, sehinga informasi yang di
sajikan seharusnya yang up to date, sehingga para pengguna informasi tidak
ketinggal zaman dan bisa mengikuti arus informasi. Ditambah lagi perpustakaan
memiliki tenaga pustakawan yang kreatif, inovatif, dan cerdas.
Peran
Perpustakaan Dalam Meningkatkan Minat Baca Masyarakat
Pada tahun 2012
tepatnya di bulan Mei penulis mendapatkan kesempatan mengunjungi Republik Islam
Iran dalam rangka undangan dari Kedutaan Besar Republik Islam Iran yang ada di
Jakarta, untuk mengikuti Islamic Studies dan berkesempatan mengunjungi
Perpustakaan Nasional Iran. Yang membuat penulis tercengang dan takjub bahwa
peran perpustakaan Nasional dalam meningkatan minat baca masyarakat terpampang
sangat jelas di pintu masuk dan bertulisan pesan moral yang sangat dalam yang
berbunyi :
”امروز کتابخوانی و علم آموزی نه تنها یک وظیفه ملی، که یک واجب دینی هست
از همه بیشتر، جوانان و نوجوانان، باید احساس وظیفه
کنند"
(Emruz, Ketabkhuni va elm âmuzi, nah tanhâ yek vazife
melli, ke yek vâjebe dini hast, az hame bishtar, javânân va noujavânân, bâyad
ehsâs vazife konand)
“Membaca
dan mencintai ilmu pengetahuan tidak hanya merupakan tugas dan kewajiban Negara
tetapi juga menjadi sebuah kewajiban agama, khususnya para Pemuda/Pemudi serta
remaja harus merasa perlu akan kewajiban tersebut”. Bahkan informasi yang
penulis dapatkan dari pustakawan disana bahwa kunjungan ke perpustakaan tiap
hari + 800-1000 orang.
Dari pesan moral diatas
tak diragukan lagi bahwa para pemimpin Negara memiliki kewajiban untuk
mencerdaskan masyarakatnya, dan masyarakat memiliki kewajiban untuk membangun
negaranya dengan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu sejak zaman dahulu bangsa
Persia yang sekarang Negara Iran sampai
sekarang selalu memiliki peradaban pengetahuan yang lebih tinggi dari bangsa
lain dikarenakan membaca sudah menjadi kebudayaan sehari-hari dan pihak media
masa baik televisi maupun surat kabar selalu bermuatan informasi yang
bermanfaat seperti penemuan-penemuan termuktahir, berita tentang para ilmuwan
Persia. jadi para generasi muda selalu memiliki keinginan untuk menjadi ilmuwan,
karena ilmuwan disana sangat dihargai oleh pemerintah dan masyarakat. Dan
sebaliknya peran pemerintah dan pihak swasta masih sangat kecil agar upaya
membaca menjadi sebuah tradisi dan kebutuhan bagi masyarakat.
Langkah-langkah kongkret yang semestinya perlu
dilakukan untuk mencapai tujuan yang efisien dan efektif agar masyarakat jatuh
cinta pada perpustakaan diawali oleh masing-masing individu dalam
masyarakat dengan cara menciptakan dan membudayakan cinta buku dikalangan
anak-anak sebagai generasi penerus kemajuan bangsa. Cara agar anak-anak cinta
buku antara lain:
1.
Memberi buku-buku cerita yang tampilan dan isinya yang menarik
2.
Membuat perpustakaan mini
3.
Membacakan cerita secara berkala
4.
Bermain tebak-tebakan cerita
5.
Membacakan apa saja
6.
Menciptakan suatu tokoh
7.
Meminta anak ‘membaca’ cerita
8.
Membuat buku cerita bersama
9.
Mengajak bermain huruf dan angka.
10.
Memperlihatkan asyiknya membaca
11.
Usahakan buku mudah dilihat dan dijangkau oleh anak
12.
Mengajak anak ke tempat yang
ada di buku
13.
Membacakan dengan ekspresi
14.
Lakukan dengan kegiatan
mendongeng
Mengenalkan buku di kalangan anak sangat perlu, karena anak adalah
aset bangsa yang penting dan dari kelompok paling dasar, dan menanamkan cinta
buku dapat dikatakan sebagai pintu masuk kegiatan yang bertujuan
untuk bersama-sama ikut serta mendukung segala bentuk pembelajaran yang
mengarah pada pengembangan potensi bangsa., juga dapat mengembangkan tradisi
intelektual, serta membentuk karakter dan kompetensi unggul anak-anak sebagai
aset bangsa di masa depan. Yang akhirnya membentuk masyarakat, dan bangsa yang
maju, serta memiliki kompetensi unggul dan siap bersaing dengan bangsa lain
yang telah maju. Kegiatan membaca agar menjadi sebagai budaya pada suatu
masyarakat yakni peran aktif pemerintah sangat diperlukan, dengan cara
menyediakan sarana dan prasarana yang
memadai. Saat di Iran, penulis melihat bahwa peran pemerintah sangat
dominan dalam membudayakan membaca, penulis ambil contoh pemimpin tertinggi
Iran Imam Ali Khamaeni secara gamblang mengajak membaca bahkan buku-buku di
Iran jauh lebih murah dibandingkan dengan buku yang ada di Indonesia. Oleh
karena itu peran pemerintah sangat intens dalam membina gemar membaca salah
satu menyediakan sarana prasana di lingkungan masyarakat dan mencanangkan hari pendidikan yang dilaksanakan setiap 2 Mei sebagi hari cinta buku, seperti :
1.
Perpustakaan
Keliling
Upaya
pemerintah saat ini sedang dalam proses pengembangan minat baca, yakni di
setiap perpustakaan daerah telah tersedia mobil perpustakaan keliling seperti yang sudah di laksanakan oleh
Perpustakaan Umum Daerah Tangerang Selatan. Perpustakaan daerah menjalin kerja
sama dengan pihak swasta untuk mencari hibah mobil untuk keperluan
perpustakaan. Selama ini perpustakaan kelilng itu selalu berpusat di sekolah
atau alun-alun. Penulis menyarankan agar perpustakaan keliling itu juga dapat
di laksanakan dipusat keramaian seperti masjid dan puskesmas.
2.
Melaksanakan
pameran buku
Mengapa
anak muda sekarang belum suka membaca karena ada beberapa hal. Salah satunya
adalah buku yang mereka miliki sangat terbatas dan mereka tidak tahu buku mana
yang membuat manfaat bagi dirinya dan juga kehidupannya kelak. Untuk hal
tersebut dapat kita atasi dengan melaksanakan pameran buku seperti yang
sekarang sedang dilaksanakan oleh Perpustakaan Umum Daerah Tangerang Selatan
mengadakan even ini.
3.
Dukungan Orang
Tua dan juga keluarga
Bagi
anak yang tinggal di kota, kehilangannya kebiasaan membaca karena mereka
disibukan oleh berbagai fasilitas teknologi yang mereka miliki di rumah. Setiap
hari mereka berhadapan dengan komputer, Ipad, play stasion, black berry, dan
sebagainya yang secara terlintas lebih menyenangkan dari pada membaca.
Agar dapat meningkatan minat baca kepada anak dan juga masyarakat,
maka peran orang tua juga harus bisa membiasakan membaca disaat berkumpul
bersama, misalnya orang tua lebih baik mengajak ke toko buku dari pada pergi ke
mall atau pergi ke makanan siap saji, dan juga sejak dini orang tua melakukan story
telling kepada anak menjelang tidur.
4.
Mendukung
kegiatan masyarakat membuat taman baca di tempat ibadah
Dalam
peningkatan minat baca kepada masyarakat, sebaiknya pemerintah membantu
masyarakat dengan mendirikan taman baca seperti di masjid, gereja atau tempat
peribadahan yang lain, selain itu pemerintah juga membimbing dalam pengelolaan
taman baca.
5.
Pustakawan
secara proaktif mengubah tampilan catalog sehingga lebih informative, misalnya
dengan melengkapi daftar isi dan cover buku.
6.
Menyosialisasikan
ke pembaca baik dan pentingnya peran buku dibandingkan dengan film atau media
lainnya, karena tingkat originalitas dan kesempatan pembaca membayangkan
kejadian pada isi buku lebih mengasyikan dan mengembangkan kreativitas pribadi
Meningkatkan minat baca pada anak memang agak
sulit, jikalau orangtua tidak memulai dari diri sendiri. Jadi orangtualah yang
semestinya menjadi contoh dan teladan anak-anaknya untuk berperan dalam memacu
upaya agar anak memiliki minat baca dan cinta buku. Disamping itu juga lembaga
terkait, misalnya sekolah ,perpustakaan, pemerintah sebagai pendukung untuk
memotivasi minat baca dan kecintaan pada buku dan perpustakaan. Salah satu
contoh cara menarik yang dapat dipakai sekolah Annisa-Izada sebagai salah
satu tempat pengembangan anak didik untuk meningkatkan minat baca
anak adalah kegiatan Reading Campaign atau demonstrasi dalam membaca. Anak-anak
diberi tugas untuk meminjam buku dari perpustakaan, kemudian menceritakan
kembali di depan kelas. Hal itu akan memacu anak untuk membaca buku dan
meminjam buku. Apabila kesadaran orangtua sebagai pribadi yang memiliki minat
baca dan kecintaan pada buku sudah ada dan cenderung meningkat, maka akan dapat
memotivasi dan mempengaruhi kualitas anak-anaknya untuk mengikuti
jejaknya. Dan apabila hal itu terjadi dalam tiap keluarga niscaya keluarga
sebagai inti dari masyarakat sudah menjadi pelopor untuk mendongkrak minat dan
kecintaan masyarakat pada buku dan perpustakaan. Secara otomatis masyarakatnya
menjadi masyarakat yang sudah familiar dengan kegiatan membaca, mengenal bahan
bacaan dan perpustakaan. Hal itu akan semakin cepat terealisasi jika beban untuk
meningkatkan minat baca, cinta buku dan cinta perpustakaan tidak hanya
dibebankan di atas pundak orang tua. Alangkah lebih baiknya jika hal tersebut
juga didukung lembaga atau institusi yang ada seperti sekolah,
perpustakaan, toko buku dan lain-lain dengan mengadakan kegiatan atau acara
yang dapat memacu minat baca dan kecintaan akan buku serta mensosialisasikan
perpustakaan, agar masyarakat pada umumnya tahu, kenal , terbiasa akhirnya
familiar dengan buku dan perpustakaan. Niscaya kegiatan membaca dan pengenalan
bahan bacaan dikalangan masyarakatnya sudah dapat teratasi dengan baik jika
semua pihak yang ada saling bahu membahu berusaha mengatasi permasalahan
tersebut.Tetapi bagaimana agar masyarakat mencintai perpustakaan? Cara termudah
adalah dengan cara pihak perpustakaan pro aktif atau jemput bola dengan
mengadakan kegiatan yang dapat merangsang,memacu, meningkatkan kecintaan dan
minat masyrakat pada buku dan perpustakaan, baik melalui promosi, kegiatan
lomba minat baca, bedah buku, pendidikan pemakai, literasi informasi dan masih
banyak lagi cara yang dapat diciptakan untuk mendongkrak masalah tersebut.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Sebagai
kesimpulan dari tulisan ini adalah
1.
Minat dapat dikatakan sebagai pondasi utama
untuk dapat menciptakan masyarakat yang cinta atau ada rasa dengan
perpustakaan. Tanpa adanya minat baca yang tumbuh dan berkembang dikalangan
masyarakat, niscaya rasa tertarik untuk mengunjungi perpustakaan tidak akan
terwujud.
2. Karena pada dasarnya perpustakaan adalah tubuh
jasmaninya dan minat baca adalah rohnya, dan buku adalah sarana pemicunya
sehingga ketiganya harus bersinergi agar terwujud dan tercapai untuk membentuk
masyarakat yang ‘melek’ informasi atau generasi literat di masa depan.
3.
Berbagai kendala mengiringi permasalahan baik
dari segi buku, minat maupun perpustakaannya sendiri. Berbagai cara perlu
dilakukan untuk mendongkrak motivasi rasa antusias terhadap ketiganya, dan bisa
dimulai dari diri sendiri, serta didukung oleh pihak terkait, seperti
pemerintah, LSM, pustakawan dan pihak terkait lainnya. Semuanya menuju pada
satu tujuan, mencapai masyarakat yang kenal dan akhirnya cinta pada
perpustakaan. Jadi dapat disimpulkan bahwa adanya minat baca menjadi pondasi
utama untuk menjadikan masyakat cinta pada lembaga yang dinamakan perpustakaan.
Saran
Adapun
saran buat kemajuan perpustakaan kedepannya adalah
1.
Perlu adanya sarana dan prasarana yang
mendukung agar masyarakat dapat cinta dengan buku dan perpustakaan seperti menyediakan
tempat informasi bagi orang-orang cacat, karena informasi bukan hanya untuk
orang normal saja tapi juga bagi orang yang tidak normal.
2.
Selain itu peran pemerintah sangat diperlukan
agar memberi contoh membaca disaat waktu luang, serta siaran pertelevisian
maupun media lebih mendukung program pemerintah dalam meningkatan minat baca
karena pemeritah merupakan suatu figur yang paling berpengaruh di dalam promosi
dan mendukung setiap program
DAFTAR
PUSTAKA
Yusup, Pawit M. 1995. Pedoman Praktis Mencari
Informasi. Bandung: PT Rosdakarya.
Hs, Lasa. 2005. Manajemen Perpustakaan.
Yogyakarta: Gama Media.
Krech, David;Richards S. Crutchfield; dan
Egerton L. Ballachey. 1962. Individual in Society: A textbook of Social
Psychology. Tokyo: McGraw Hill.
Katz, William A. 1978. Introduction to Reference
Work, Basic Information Sources. Jilid ke-1. New York: McGraw Hill.
Tan, Alexis s. 1981. Mass Communication
Theories and Research. Columbus, Ohio: Grid Publishing.
Basuki, Sulistyo. 1991. Pengantar Ilmu
perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Esthi Nimita Lubis (ayahbunda) Diposkan oleh
Dyah Kusuma di
05:03(http://pembelajaran-anak.blogspot.com/2009/05/10-cara-agar-anak-cinta-buku.html)5
mei 2009
Sugono, Dendy. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta,
Gramedia Pustaka Utama 2008
Ernawati, Endang. Makalah Disampaikan Pada Seminar “ Manajemen
dan Automasi Perpustakaan-Inti College Indonesia, Jakarta 15 Agustus 2006
No comments:
Post a Comment