Monday, May 6

KONTRIBUSI PERPUSTAKAAN YANG MANDIRI DALAM MENINGKATAN MINAT BACA MASYARAKAT



KONTRIBUSI PERPUSTAKAAN YANG MANDIRI DALAM
 MENINGKATAN MINAT BACA MASYARAKAT






OLEH :

VIKI ISWANTO
PUSTAKAWAN ANNISAA-IZADA













JL. JOMBANG RAYA NO. 25 PONDOK AREN
TANGERANG 15224 TLP.733-2829



BAB I
PENDAHULUAN


1.    Latar Belakang
Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang mennciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Mahamulia...” (Q.S. Al-alaq 1-3).
     Berdasarkan kutipan ayat di atas, dijelaskan bahwa sebenarnya Allah SWT  mewajibkan kita untuk membaca, dengan membaca kita dapat menambah ilmu dan pengetahuan serta menambah pemahaman kita tentang berbagai macam hal, oleh karena itu semakin bertambahnya ilmu, pengetahuan dan pemahaman kita, maka semakin dekat pula diri kita kepada yang Maha Pencipta yaitu Allah SWT.
Salah satu tempat untuk memperoleh ilmu pengetahuan yaitu perpustakaan. Terdapat bermacam jenis perpustakaan, seperti perpustakaan sekolah, perpustakaan perguruan tinggi, perpustakaan instansi pemerintah, perpustakaan  umum daerah dan masih banyak lagi. Namun masalah yang sering kita hadapi dan kembali terulang antara lain, penataan ruang perpustakaan yang kurang baik seperti fentilasi udara yang tidak mencukupi sehingga menyebabkan sirkulasi udara yang kurang baik, kurangnya perhatian terhadap kebersihan perpustakaan seperti debu yang menghiasi lemari bahkan koleksi yang ada,  tidak hanya pada hal yang bersifat tehnis, seperti tata ruang dan kebersihan, akan tetapi kurangnya koleksi perpustakaan adalah hal yang cukup memberikan alasan bagi pengguna perpustakaan untuk enggan meminjam dan membaca buku koleksi perpustakaan, atau sekedar mengunjunginya. Ini merupakan gambaran secara umum kondisi perpustakaan saat ini yang dapat kita peroleh sebagai gambaran tentang kondisi dan respon masyarakat terhadap perpustakaan secara umum.
Menurut Lasa (1998) perpustakaan merupakan sistem informasi yang di dalamnya terdapat aktivitas pengumpulan, pengolahan, pengawetan, pelestarian dan penyajian serta penyebaran informasi. Berdasarkan pernyataan tersebut, perpustakaan mempunyai peran penting dalam dunia pendidikan, baik pendidikan formal, nonformal maupun pendidikan informal.
     Segmen masyarakat ini yang membutuhkan dukungan berbagai pihak, agar mereka mengetahui arti penting dari sebuah perpustakaan yang tujuan akhirnya adalah menumbuhkan minat baca dikalangan masyarakat kita agar tercipta masyarakat yang memiliki minat baca tinggi, gemar membaca dan mencintai perpustakaan.  
     Sesuai dengan pembukaan undang-undang dasar 1945 “Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dengan kata lain pemerintah bersama elemen masyarakat lainnya bekerja sama untuk meningkatkan minat baca  masyarakat, dengan dibantu oleh media sebagai alat komunikasi dan promosi. Adapun bunyi undang-undang No. 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan dibentuk dengan tujuan untuk meningkatkan kecerdasan kehidupan bangsa melalui pengembangan dan pendayagunaan perpustakaan sebagai sumber informasi berupa karya tulis, karya cetak dan karya rekam. Perkembangan perpustakaan sudah cukup meningkat terutama perpustakaan umum baik yang didirikan oleh pemerintah daerah maupun masyarakat. Dari seluruh kabupaten /kota di seluruh Indonesia hampir 90% telah membentuk perpustakaan umum. Masyarakat telah mulai mendirikan kafe perpustakaan, taman bacaan, perpustakaan keluarga untuk umum.

2.    Permasalahan 
Ada beberapa permasalahan dalam menumbuhkan minat baca di kalangan masyarakat yaitu :
1.      Siapa yang bertanggung jawab atas tumbuhnya minat baca masyarakat.
2.      Sejauh mana lembaga yang terkait memahami pentingnya minat baca.
3.      Sejauh mana  pihak terkait memahami makna sebuah buku dan fungsi sebuah perpustakaan?
4.      Langkah apa saja yang dapat digunakan untuk meningkatkan minat baca  masyarakat
                                                                                                

 

 BAB II
LANDASAN TEORI

1.             Landasan Teori
Landasan teori yang dapat diutarakan untuk menjawab pertanyaan diatas harus ditinjau dari berbagai aspek. Minat baca akan tumbuh jika ada faktor-faktor pendorong yang bisa menyongkong hal itu. Landasan teori yang mendukung hal tersebut seperti diungkapkan Maslow dalam teori kebutuhan berangkai (Krech, Cruchfield, dan Ballachey, 1962:76) bahwa kebutuhan masyarakat itu beragam, diantaranya kebutuhan akan informasi tetapi sebenarnya banyak variasinya, yaitu :
1.   Kebutuhan fisiologis
2.   Kebutuhan rasa aman
3.   Kebutuhan rasa cinta dan memiliki
4.   Kebutuhan rasa harga diri
5.   Kebutuhan rasa aktualisasi diri
Timbulnya kebutuhan seseorang dipengaruhi oleh kondisi fisiologis, situasi, dan kondisinya. Sedangkan dikaitkan dengan lingkungan yang mendorong timbulnya kebutuhan, khususnya yang berkaitan dengan sumber informasi maka kebutuhan yang diusulkan oleh Katz, Gurevitch, dan Haas (dalam Tan 1981: 298) adalah kebutuhan :
1.   Kebutuhan kognitif
2.   Kebutuhan Afektif
3.   Kebutuhan integrasi personal
4.   Kebutuhan Integrasi Sosial
5.   Kebutuhan Berkhayal
     Sebelum kita membahas tentang pentingnya perpustakaan dalam meningkatkan minat baca, tak salah penulis ingin mengetahui apa yang di maksud dengan minat baca itu ? Adapun pengertian minat baca yang telah dikemukakan oleh para ahli, antara lain:
a.       Membaca adalah proses psikologis untuk menentukan arti kata-kata tertulis. Membaca melibatkan penglihatan, jarak mata, pembicaraan batin, ingatan, pengetahuan mengenai kata yang dapat dipahami, dan pengalaman pembacanya.
b.      Membaca adalah proses mendapatkan arti kata-kata tertulis (Heilman, 1989: 1)
c.       Membaca adalah memetik proses membentuk arti dari teks-teks yang dterkandung dalam tertulis (Anderson, Richardo, 1989 :1)
d.      Membaca adalah melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau hanya dalam hati ( Sugono, Dendy, 2008 : 109)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang saya kutip minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu atau bergairah. Jadi minat baca itu dapat disimpulkan bahwa suatu proses berpikir seseorang yang memiliki keinginan yang tinggi terhadap sesuatu, termasuk didalamnya menceritakan, menafsirkan arti dan lambang-lambang tertulis dengan melibatkan penglihatan gerak mata, pembicaraan batin, dan ingatan.

 

BAB III
PEMBAHASAN
     Adanya terpaan informasi yang terus bertambah akan bisa mengubah sikap dan perubahan ini bisa terjadi apabila informasi yang menerpa atau dibacanya cukup banyak, beragam dan dalam jangka waktu yang lama ( Krech,  dan Ballachey, 1962:225-226). Demikian pula motivasi setiap individu dalam masyarakat ataupun  masyarakat itu sendiri dalam memperoleh informasi, pengetahuan dan lainnya akan terjadi apabila :
1.   Tersedia sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk memperoleh informasi
2.   Adanya peran aktif  berbagai pihak pemerintah, lembaga pelayanan publik, profesional, lembaga swadaya masyarakat maupun perorangan(individu) untuk membangun semangat memperoleh informasi
3.   Adanya keterbukaan dan kemudahan memperoleh  informasi
4.   Adanya dinamika informasi
5.   Adanya pihak-pihak pertelivisian yang selau membuat program tayangan peningkatan minat baca dan bukan hanya mencari keuntungan semata saja, sehingga perusahaan pertelevisian yang tumbuh di negeri ini juga berperan aktif dalam membentuk karakter suatu bangsa.
Adapun faktor-faktor penghambat kurangnya minat baca antara lain,
1.    Kebutuhan membaca belum merupakan kebutuhan pemuas atau pokok yang penting seperti  kebutuhan sandang atau papan.
2.    Belum ada atau kurangnya gairah membaca untuk meningkatkan wawasan dan hal yang  bermanfaat
3.    Masalah membaca buku belum menjadi tradisi keseharian atau budaya  masyarakat
4.    Kurangnya promosi  dari berbagai pihak untuk meningkatkan minat baca dengan kegiatan yang mendukung supaya antusias membaca masyarakat meningkat
5.    Kurangnya fasilitas pendukung yang membuat masyarakat termotivasi untuk membaca.
6.    Banyaknya jenis hiburan, permainan, tayangan tv dan juga tempat hiburan untuk menghabiskan waktu sehingga dapat mengalihkan perhatian anak ataupun orang dewasa dari buku.
7.    Mahalnya buku sehingga masyarakat yang kurang mampu tidak sanggup untuk membeli buku.
Dari pemaparan diatas bahwa perpustakaan sebaiknya selalu mengikuti arus informasi yang saat ini berkembang pesat, sehinga informasi yang di sajikan seharusnya yang up to date,  sehingga para pengguna informasi tidak ketinggal zaman dan bisa mengikuti arus informasi. Ditambah lagi perpustakaan memiliki tenaga pustakawan yang kreatif, inovatif, dan cerdas.
Peran Perpustakaan Dalam Meningkatkan Minat Baca Masyarakat
Pada tahun 2012 tepatnya di bulan Mei penulis mendapatkan kesempatan mengunjungi Republik Islam Iran dalam rangka undangan dari Kedutaan Besar Republik Islam Iran yang ada di Jakarta, untuk mengikuti Islamic Studies dan berkesempatan mengunjungi Perpustakaan Nasional Iran. Yang membuat penulis tercengang dan takjub bahwa peran perpustakaan Nasional dalam meningkatan minat baca masyarakat terpampang sangat jelas di pintu masuk dan bertulisan pesan moral yang sangat dalam yang berbunyi :

”امروز کتابخوانی و علم آموزی نه تنها یک  وظیفه ملی، که یک واجب دینی هست
از همه بیشتر، جوانان و نوجوانان، باید احساس وظیفه کنند"
(Emruz, Ketabkhuni va elm âmuzi, nah tanhâ yek vazife melli, ke yek vâjebe dini hast, az hame bishtar, javânân va noujavânân, bâyad ehsâs vazife konand)
Membaca dan mencintai ilmu pengetahuan tidak hanya merupakan tugas dan kewajiban Negara tetapi juga menjadi sebuah kewajiban agama, khususnya para Pemuda/Pemudi serta remaja harus merasa perlu akan kewajiban tersebut”. Bahkan informasi yang penulis dapatkan dari pustakawan disana bahwa kunjungan ke perpustakaan tiap hari + 800-1000 orang.
     Dari pesan moral diatas tak diragukan lagi bahwa para pemimpin Negara memiliki kewajiban untuk mencerdaskan masyarakatnya, dan masyarakat memiliki kewajiban untuk membangun negaranya dengan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu sejak zaman dahulu bangsa Persia yang sekarang  Negara Iran sampai sekarang selalu memiliki peradaban pengetahuan yang lebih tinggi dari bangsa lain dikarenakan membaca sudah menjadi kebudayaan sehari-hari dan pihak media masa baik televisi maupun surat kabar selalu bermuatan informasi yang bermanfaat seperti penemuan-penemuan termuktahir, berita tentang para ilmuwan Persia. jadi para generasi muda selalu memiliki keinginan untuk menjadi ilmuwan, karena ilmuwan disana sangat dihargai oleh pemerintah dan masyarakat. Dan sebaliknya peran pemerintah dan pihak swasta masih sangat kecil agar upaya membaca menjadi sebuah tradisi dan kebutuhan bagi  masyarakat.
Langkah-langkah kongkret yang semestinya perlu dilakukan untuk mencapai tujuan yang efisien dan efektif agar masyarakat jatuh cinta pada perpustakaan diawali  oleh masing-masing individu dalam masyarakat dengan cara menciptakan dan membudayakan cinta buku dikalangan anak-anak sebagai generasi penerus kemajuan bangsa. Cara agar anak-anak cinta buku antara lain:
1.   Memberi buku-buku cerita yang tampilan dan isinya yang menarik
2.   Membuat perpustakaan mini
3.   Membacakan cerita secara berkala
4.   Bermain tebak-tebakan cerita
5.   Membacakan apa saja
6.   Menciptakan suatu tokoh
7.   Meminta anak ‘membaca’ cerita
8.   Membuat buku cerita bersama
9.   Mengajak bermain huruf dan angka.
10.               Memperlihatkan asyiknya membaca
11.               Usahakan buku mudah dilihat dan dijangkau oleh anak
12.                Mengajak anak ke tempat yang ada di buku
13.                Membacakan dengan ekspresi
14.                Lakukan dengan kegiatan mendongeng
Mengenalkan buku di kalangan anak sangat perlu, karena anak adalah aset bangsa yang penting dan dari kelompok paling dasar, dan menanamkan cinta buku dapat dikatakan sebagai  pintu masuk  kegiatan yang bertujuan untuk bersama-sama ikut serta mendukung segala bentuk pembelajaran yang mengarah pada pengembangan potensi bangsa., juga dapat mengembangkan tradisi intelektual, serta membentuk karakter dan kompetensi unggul anak-anak sebagai aset bangsa di masa depan. Yang akhirnya membentuk masyarakat, dan bangsa yang maju, serta memiliki kompetensi unggul dan siap bersaing dengan bangsa lain yang telah maju. Kegiatan membaca agar menjadi sebagai budaya pada suatu masyarakat yakni peran aktif pemerintah sangat diperlukan, dengan cara menyediakan sarana dan prasarana yang  memadai. Saat di Iran, penulis melihat bahwa peran pemerintah sangat dominan dalam membudayakan membaca, penulis ambil contoh pemimpin tertinggi Iran Imam Ali Khamaeni secara gamblang mengajak membaca bahkan buku-buku di Iran jauh lebih murah dibandingkan dengan buku yang ada di Indonesia. Oleh karena itu peran pemerintah sangat intens dalam membina gemar membaca salah satu menyediakan sarana prasana di lingkungan masyarakat dan mencanangkan  hari pendidikan yang dilaksanakan  setiap  2 Mei sebagi hari cinta buku, seperti :
1.   Perpustakaan Keliling
Upaya pemerintah saat ini sedang dalam proses pengembangan minat baca, yakni di setiap perpustakaan daerah telah tersedia mobil perpustakaan keliling  seperti yang sudah di laksanakan oleh Perpustakaan Umum Daerah Tangerang Selatan. Perpustakaan daerah menjalin kerja sama dengan pihak swasta untuk mencari hibah mobil untuk keperluan perpustakaan. Selama ini perpustakaan kelilng itu selalu berpusat di sekolah atau alun-alun. Penulis menyarankan agar perpustakaan keliling itu juga dapat di laksanakan dipusat keramaian seperti masjid dan puskesmas.
2.   Melaksanakan pameran buku
Mengapa anak muda sekarang belum suka membaca karena ada beberapa hal. Salah satunya adalah buku yang mereka miliki sangat terbatas dan mereka tidak tahu buku mana yang membuat manfaat bagi dirinya dan juga kehidupannya kelak. Untuk hal tersebut dapat kita atasi dengan melaksanakan pameran buku seperti yang sekarang sedang dilaksanakan oleh Perpustakaan Umum Daerah Tangerang Selatan mengadakan even ini.
3.      Dukungan Orang Tua dan juga keluarga
Bagi anak yang tinggal di kota, kehilangannya kebiasaan membaca karena mereka disibukan oleh berbagai fasilitas teknologi yang mereka miliki di rumah. Setiap hari mereka berhadapan dengan komputer, Ipad, play stasion, black berry, dan sebagainya yang secara terlintas lebih menyenangkan dari pada membaca.
Agar dapat meningkatan minat baca kepada anak dan juga masyarakat, maka peran orang tua juga harus bisa membiasakan membaca disaat berkumpul bersama, misalnya orang tua lebih baik mengajak ke toko buku dari pada pergi ke mall atau pergi ke makanan siap saji, dan juga sejak dini orang tua melakukan story telling kepada anak menjelang tidur.
4.   Mendukung kegiatan masyarakat membuat taman baca di tempat ibadah
     Dalam peningkatan minat baca kepada masyarakat, sebaiknya pemerintah membantu masyarakat dengan mendirikan taman baca seperti di masjid, gereja atau tempat peribadahan yang lain, selain itu pemerintah juga membimbing dalam pengelolaan taman baca.
5.   Pustakawan secara proaktif mengubah tampilan catalog sehingga lebih informative, misalnya dengan melengkapi daftar isi dan cover buku.
6.   Menyosialisasikan ke pembaca baik dan pentingnya peran buku dibandingkan dengan film atau media lainnya, karena tingkat originalitas dan kesempatan pembaca membayangkan kejadian pada isi buku lebih mengasyikan dan mengembangkan kreativitas pribadi
Meningkatkan minat baca pada anak memang agak sulit, jikalau orangtua tidak memulai dari diri sendiri. Jadi orangtualah yang semestinya menjadi contoh dan teladan anak-anaknya untuk berperan dalam memacu upaya agar anak memiliki minat baca dan cinta buku. Disamping itu juga lembaga terkait, misalnya sekolah ,perpustakaan, pemerintah sebagai pendukung untuk memotivasi minat baca dan kecintaan pada buku dan perpustakaan. Salah satu contoh cara menarik yang dapat dipakai sekolah Annisa-Izada sebagai salah satu  tempat pengembangan anak didik  untuk meningkatkan minat baca anak adalah kegiatan Reading Campaign atau demonstrasi dalam membaca. Anak-anak diberi  tugas untuk meminjam buku dari perpustakaan, kemudian menceritakan kembali di depan kelas. Hal itu akan memacu anak untuk membaca buku dan meminjam buku. Apabila kesadaran orangtua sebagai pribadi yang memiliki minat baca dan kecintaan pada buku sudah ada dan cenderung meningkat, maka akan dapat memotivasi dan  mempengaruhi kualitas anak-anaknya untuk mengikuti jejaknya. Dan apabila hal itu terjadi dalam tiap keluarga niscaya keluarga sebagai inti dari masyarakat sudah menjadi pelopor untuk mendongkrak minat dan kecintaan masyarakat pada buku dan perpustakaan. Secara otomatis masyarakatnya menjadi masyarakat yang sudah familiar dengan kegiatan membaca, mengenal bahan bacaan dan perpustakaan. Hal itu akan semakin cepat terealisasi jika beban untuk meningkatkan minat baca, cinta buku dan cinta perpustakaan tidak hanya dibebankan di atas pundak orang tua. Alangkah lebih baiknya jika hal tersebut juga didukung lembaga atau institusi yang ada seperti  sekolah, perpustakaan, toko buku dan lain-lain dengan mengadakan kegiatan atau acara yang dapat memacu minat baca dan kecintaan akan buku serta mensosialisasikan perpustakaan, agar masyarakat pada umumnya tahu, kenal , terbiasa akhirnya familiar dengan buku dan perpustakaan. Niscaya kegiatan membaca dan pengenalan bahan bacaan dikalangan masyarakatnya sudah dapat teratasi dengan baik jika semua pihak yang ada  saling bahu membahu berusaha mengatasi permasalahan tersebut.Tetapi bagaimana agar masyarakat mencintai perpustakaan? Cara termudah adalah dengan cara pihak perpustakaan pro aktif atau jemput bola dengan mengadakan kegiatan yang dapat merangsang,memacu, meningkatkan kecintaan dan minat masyrakat pada buku dan perpustakaan, baik melalui promosi, kegiatan lomba minat baca, bedah buku, pendidikan pemakai, literasi informasi dan masih banyak lagi cara yang dapat diciptakan untuk mendongkrak masalah tersebut.


BAB IV
KESIMPULAN  DAN SARAN
Kesimpulan
Sebagai kesimpulan dari tulisan ini adalah
1.        Minat dapat dikatakan sebagai pondasi utama untuk dapat menciptakan masyarakat yang cinta atau ada rasa dengan perpustakaan. Tanpa adanya minat baca yang tumbuh dan berkembang dikalangan masyarakat, niscaya rasa tertarik untuk mengunjungi perpustakaan tidak akan terwujud.
2.    Karena pada dasarnya perpustakaan adalah tubuh jasmaninya dan minat baca adalah rohnya, dan buku adalah sarana pemicunya sehingga ketiganya harus bersinergi agar terwujud dan tercapai untuk membentuk masyarakat yang ‘melek’ informasi atau generasi literat di masa depan.
3.        Berbagai kendala mengiringi permasalahan baik dari segi buku, minat maupun perpustakaannya sendiri. Berbagai cara perlu dilakukan untuk mendongkrak motivasi rasa antusias terhadap ketiganya, dan bisa dimulai dari diri sendiri, serta didukung oleh pihak terkait, seperti pemerintah, LSM, pustakawan dan pihak terkait lainnya. Semuanya menuju pada satu tujuan, mencapai masyarakat yang kenal dan akhirnya cinta pada perpustakaan. Jadi dapat disimpulkan bahwa adanya minat baca menjadi pondasi utama untuk menjadikan masyakat cinta pada lembaga yang dinamakan perpustakaan.
Saran
Adapun saran buat kemajuan perpustakaan kedepannya adalah
1.        Perlu adanya sarana dan prasarana yang mendukung agar masyarakat dapat cinta dengan  buku dan perpustakaan seperti menyediakan tempat informasi bagi orang-orang cacat, karena informasi bukan hanya untuk orang normal saja tapi juga bagi orang yang tidak normal.
2.        Selain itu peran pemerintah sangat diperlukan agar memberi contoh membaca disaat waktu luang, serta siaran pertelevisian maupun media lebih mendukung program pemerintah dalam meningkatan minat baca karena pemeritah merupakan suatu figur yang paling berpengaruh di dalam promosi dan mendukung setiap program

 
DAFTAR PUSTAKA
Rahayuningsih, F. 2007. Pengelolaan Perpustakaan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Yusup, Pawit M. 1995. Pedoman Praktis Mencari Informasi. Bandung: PT Rosdakarya.
Hs, Lasa. 2005. Manajemen Perpustakaan. Yogyakarta: Gama Media.
Krech, David;Richards S. Crutchfield; dan Egerton L. Ballachey. 1962. Individual in Society: A textbook of Social Psychology. Tokyo: McGraw Hill.
Katz, William A. 1978. Introduction to Reference Work, Basic Information Sources. Jilid ke-1. New York: McGraw Hill.
Tan, Alexis s. 1981. Mass Communication Theories and Research. Columbus, Ohio: Grid Publishing.
Basuki, Sulistyo. 1991. Pengantar Ilmu perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Esthi Nimita Lubis (ayahbunda) Diposkan oleh Dyah Kusuma di 05:03(http://pembelajaran-anak.blogspot.com/2009/05/10-cara-agar-anak-cinta-buku.html)5 mei 2009
Sugono, Dendy. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta, Gramedia Pustaka Utama 2008
Ernawati, Endang. Makalah Disampaikan Pada Seminar “ Manajemen dan Automasi Perpustakaan-Inti College Indonesia, Jakarta 15 Agustus 2006

No comments: