Di kutip dari :
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0308/08/muda/478687.htm
Kita punya lho hari khusus yang diperingati kaum remaja di seluruh
dunia yaitu Hari Remaja (Youth Day), setiap tanggal 12 Agustus. Memang Hari
Remaja ini belum popular atau belum banyak dikenal di Indonesia.
Gagasan tentang pentingnya remaja memiliki satu hari khusus bermula
dari Konferensi Dunia para menteri yang bertanggung jawab menangani masalah
remaja yang diselenggarakan di Lisabon pada tanggal 8-12 Agustus tahun 1998.
Para menteri ini mengusulkan agar hari terakhir konferensi diperingati sebagai
Hari Remaja Sedunia. Akhirnya pada Desember 1999, Sidang Umum PBB mengeluarkan
resolusi yang menetapkan bahwa tanggal 12 Agustus sebagai Hari Remaja dan
perayaan pertama dimulai tahun 2000.
Sidang Umum PBB juga merekomendasikan perlu adanya kegiatan pemberian
informasi kepada masyarakat sehubungan dengan peringatan Hari Remaja untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat dunia akan Program Aksi bagi Remaja mulai
tahun 2000 dan seterusnya.
Tema peringatan Hari Remaja Sedunia 2003 adalah Finding Decent and
Productive Works for Young People Everywhere (Mendapatkan Pekerjaan yang Layak
dan Produktif untuk Orang Muda di mana saja). Mengapa pekerja remaja yang
menjadi tema tahun ini, karena ternyata di dunia ini - menurut PBB - ada
sekitar 500 juta anak-anak dan remaja baik laki-laki maupun perempuan yang akan
memasuki lapangan kerja pada dekade mendatang.
Sementara itu lapangan kerja yang tersedia terbatas sehingga jutaan
anak-anak dan remaja tidak dapat memasuki lapangan kerja karena keterbatasan
pendidikan dan ketrampilannya. Dan biasanya anak dan remaja perempuan lebih
banyak yang tersisihkan atau menjadi korban.
Situasi dan kondisi remaja saat ini mencerminkan situasi dan kondisi
bangsa di masa datang . Bagaimana suatu masyarakat berkembang tergantung pada
seberapa jauh remaja dilibatkan dalam proses membangun dan mendesain masa
depan. Tetapi dalam kenyataannya, banyak negara belum memberikan kesempatan
pada remaja untuk terlibat dalam kehidupan bermasyarakat .
Problem yang dihadapi remaja tidak hanya saat ini, tetapi juga saat
yang akan datang, seperti terbatasnya sumber daya yang tersedia, ketidakadilan
sosial, kondisi ekonomi-politik, diskriminasi jender, kehidupan yang tidak
aman, tingginya angka pengangguran remaja, konflik dan konfrontasi. Selain
masalah SARA, kualitas kesehatan, kelaparan, kekurangan gizi, perubahan peran
keluarga dan ketidakmerataan kesempatan untuk mendapatkan pendidikan, dan
sebagainya.
Satu generasi tanpa harapan untuk mendapatkan pendidikan dan
pekerjaan yang layak akan merupakan suatu beban bagi masyarakat dan negara.
Pendidikan dan pekerjaan yang tidak layak pada awal karier seorang remaja akan
berdampak buruk pada masa depannya. Remaja yang terasing dari masyarakatnya,
frustrasi karena kurangnya kesempatan kerja dan pendidikan, akan mudah jatuh ke
dalam tindakan kriminal dan ilegal lainnya.
Di dunia ini banyak ditemui remaja baik laki-laki dan perempuan yang
kurang pendidikannya dan tidak mempunyai ketrampilan yang memadai untuk
memasuki dunia kerja. Bahkan masih banyak ditemui remaja-remaja yang tidak
punya kesempatan sekolah atau mendapatkan pendidikan.
Menjadi tugas pemerintah dan masyarakat untuk menyediakan pendidikan
yang layak bagi warga negaranya terutama remaja. Disamping itu juga perlu
diperhatikan untuk memberikan kesempatan yang sama bagi remaja perempuan dan
laki-laki.
Sementara itu, pelanggaran terhadap hak anak juga masih banyak
terjadi di dunia utamanya yang dialami anak dan remaja di negara berkembang
termasuk Indonesia. Misalnya kasus buruh anak, yang dipekerjakan di tempat yang
berbahaya bagi keselamatan mereka, dengan upah yang tidak memadai, dengan jam
kerja lebih panjang dari seharusnya, serta tanpa jaminan kesehatan dan
kesejahteraan.
Kasus lain seperti trafficking, pada kasus ini, anak dijual dan
dijadikan pembantu rumah tangga, dilacurkan, dijadikan pengemis, pengedar
narkotika atau dieksploitasi di tempat kerja berbahaya seperti jermal, tambang,
perkebunan dan sebagainya. Saat ini bahkan dikenal modus baru seperti anak
diadopsi secara palsu, direkrut untuk perang, serta kasus-kasus pedophilia.
Hal yang lebih sering dialami anak dan remaja kita dari berbagai
kalangan adalah terbatasnya (atau, lebih tepatnya, dibatasinya) akses terhadap
informasi yang tepat. Terbatasnya informasi kesehatan reproduksi dan seksualitas
bisa berakibat remaja ingin mengambil jalan pintas, yaitu melibatkan diri dalam
pelacuran remaja selain karena masalah ekonomi.
Sudah waktunya bagi kita untuk belajar mengemukakan pendapat dan
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang menyangkut diri kita. Misalnya,
kita harus bisa menuntut bahwa kita mempunyai hak untuk mendapatkan pendidikan
maupun pekerjaan yang layak dan tidak diperlakukan sewenang-wenang. Karena
negara mempunyai kewajiban untuk menyediakan pendidikan dan pekerjaan yang
layak bagi warga negaranya.
Dari Remaja untuk Remaja oleh Remaja
Sebenarnya apa sih yang dimaksud dengan melibatkan remaja dalam
suatu kegiatan atau kebijakan? Kita ambil contoh dalam masalah pendidikan
seksual dan kesehatan reproduksi. Pada awalnya masyarakat banyak yang
mempertanyakan mengapa remaja perlu diikutsertakan dalam mengurus masalah
Kesehatan Reproduksi? Itu kan untuk mereka yang sudah berumah tangga, atau buat
mereka yang memang sudah saatnya membina keluarga baru?
Kehidupan berkeluarga yang bahagia itu justru harus mulai
direncanakan sejak remaja, sejak seorang anak mendapat menstruasi atau mimpi
basahnya. Kita berhak mendapat informasi yang benar mengenai kesehatan
reproduksi dan seksualitas, justru supaya bisa melindungi diri dari semua
perilaku yang tidak atau kurang baik. Untuk apa? Tentu saja supaya kita tetap
sehat secara lahir, batin dan sosial sampai saatnya siap membina kehidupan
berumah tangga.
Sudah ada banyak kasus dan contoh dari kehidupan kita sehari-hari
bagaimana seorang remaja kehilangan masa depannya hanya karena tidak mendapat
informasi yang benar untuk melindungi diri sendiri dan untuk menjaga
orang-orang di sekitarnya. Misalnya kasus-kasus kehamilan di luar nikah,
aborsi, over dosis, HIV/AIDS, pelecehan seksual dan masih banyak hal lainnya.
IPPF (International Planned Parenthood Federation) dengan PKBI
sebagai salah satu anggotanya, sadar betul adanya ancaman besar tehadap remaja,
sehingga IPPF dan PKBI mulai menggagas program peduli remaja. Peduli remaja
sebagai partner, pelaku dan target group dari semua kegiatan yang
diselenggarakan. Sebagai mitra, IPPF sudah mengakui keberadaan remaja untuk
duduk bersama para orang dewasa, berdebat, berbagi ide dan pengalaman, untuk
kemudian menghasilkan suatu kebijakan yang disebut Youth Manifesto.
Keberadaan youth manifesto telah menjamin hak kita sebagai remaja di
seluruh dunia untuk mendapat informasi dan layanan yang sesuai dengan kebutuhan
kita. Youth manifesto adalah program atau kebijakan internasional yang dibuat
dari, oleh dan untuk remaja.
Ada dua hal yang mendasar bagi IPPF maupun PKBI terhadap eksistensi
remaja dalam programnya, yaitu kerjasama remaja-dewasa agar remaja memperoleh
informasi yang dibutuhkan; dan agar remaja bisa berpartisipasi secara aktif
dalam lingkungan sosialnya.
Keberadaan youth member dalam organisasi IPPF ada dalam setiap level
strukturalnya. Sejak 1998, IPPF mewajibkan anggota Governing Council-nya
terdiri atas 20% youth representatives (Governing Council adalah badan
tertinggi IPPF tempat semua kebijakan IPPF dibahas untuk menentukan strategi
dan pengambilan keputusan tertinggi). Coba bayangkan, kita-kita yang remaja
ini, diikutsertakan di dalamnya! Ternyata suara kita juga ikut didengar. Enggak
gampang lho, mendapat kepercayaan untuk bisa ikut menentukan kebijakan IPPF!
Lalu bagaimana peran remaja dalam pelaksanaan program? PKBI sudah
punya 26 youth center di seluruh Indonesia. Remajalah yang punya andil paling
besar dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan di youth center. Sebut saja mulai
dari identifikasi bentuk program, perencanaan kegiatan termasuk strategi untuk
penjangkauan kelompok dampingan, sampai implementasi programnya, semua
dikerjakan oleh remaja. Hebat, kan?
Coba deh main ke youth center yang ada di kota kita, teman-teman
pasti menjumpai orang-orang yang sebagian besar memang remaja seusia kita-kita.
Itulah hebatnya remaja. Kalau kita memang bisa memanfaatkan kesempatan dan
punya ruang yang cukup bebas untuk berkembang, jangan pernah menyia-nyiakannya.
Tentu saja kita juga enggak bisa lepas sepenuhnya dari peran
orang-orang dewasa. Kegiatan teman-teman di youth center PKBI ini cukup
membuktikan kalau kita mau, kita pasti bisa memberi yang terbaik.
Nah, tanggal 12 Agustus nanti, kenapa enggak kita isi dengan sebuah
perayaan kecil atas apa yang telah kita capai dan apa yang akan kita lakukan ke
depan nanti. Kita mulai mengisi hidup kita dengan menjadi pribadi yang
bermanfaat bagi diri sendiri dan bagi orang-orang di sekitar kita, apapun
bentuknya. Have a very nice youth day….
Chatarina Wahyurini dan Yahya Ma'shum PKBI Pusat (Dari
berbagai Sumber)
dikutip dari :
http://www.balebengong.net/2007/08/12/remaja-saat-ini-tragis-atau-strategis/