Thursday, April 25

Sastra Persia, Khazanah Budaya Dunia


Beberapa waktu lalu Universitas Ablai Khan, Almaty menjadi tuan rumah dari 30 profesor bahasa dan sastra Persia dari Iran, Kirgistan, Rusia, Armenia dan Tajikistan. Seminar dengan tema "Bahasa Persia, kemarin kini dan esok di Kazakistan, Asia Tengah dan Kaukasus" digelar berkat kerjasama antara Kedutaan Besar Republik Islam Iran, Universitas Ablai Khan dan Farabi Kazakistan yang dihadiri para pejabat dan akademisi kedua negara.DR. Gholam Ali Hadad Adil selaku ketua Dewan Bahasa dan Sastra Persia Republik Islam Iran dalam pesannya mengatakan, "Sebuah kebahagiaan ketika para dosen dan pengajar membahas tentang pengembangan pengajaran bahasa dan sastra Persia. Bahasa Farsi selama berabad-abad menjadi bahasa ilmiah, kebudayaan dan sastra di Asia Kecil hingga Asia Tengah, Cina selatan, dan anak benua India. "Di akhir pesannya yang dibacakan oleh wakil Iran, Haddad Adil mengungkapkan, "Semoga dengan adanya pertemuan para ahli dalam seminar ini, bersama paper yang ditulis para peneliti dan akademisi akan membentangkan jalan yang lebih lapang bagi pengembangan bahasa Persia di Kazakistan. Ahli bahasa dan sastra Persia menyatakan kesiapannya untuk berbagi pengalaman dan keahliannya guna mewujudkan tujuan tersebut."Sementara itu wakil ketua Riset Universitas Ablai Khan dalam seminar bahasa dan sastra Persia yang digelar pada satu dan dua Juni itu menyebut bahasa Farsi sebagai sastra terbesar di dunia. Ditegaskannya, "Sejak Kazakistan merdeka, bahasa Farsi diajarkan di universitas-universitas nasional. Lebih dari 80 persen sejarah Kazakistan ditulis dalam bahasa Farsi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan sebanyak 3060 istilah bahasa Farsi dpergunakan dalam bahasa Kazakistan.DR. Mohammad Baqir Khoramshad, Kepala Budaya dan Hubungan Islam Iran dalam pidatonya di seminar tersebut menyebut Bahasa Farsi sebagai bahasa para penyair terkemuka. Khoramshad mengungkapkan, "Manuskrip dari Cina dan Pakistan hingga Asia Tengah dan Turki, Kaukasus dan Balkan terdapat di perpustakaan-perpustakaan negara-negara dunia merupakan berbagai karya bahasa dan seni Persia. Syair dalam bahasa Farsi hari ini melanjutkan kerja keras para pendahulu. Kini, kita menyaksikan permintaan pengajaran bahasa Farsi di berbagai negara dunia termasuk Amerika Latin."Seminar internasional yang digelar selama dua hari itu membahas sejumlah isu penting di antara potensi bahasa Farsi dan hambatan global, model pengajaran bahasa Farsi kepada orang yang tidak menggunakan bahasa tersebut, peran sejarah bahasa Farsi dalam pengembangan agama dan budaya Islam di Kazakistan, serta peran bahasa Farsi dalam menjaga identitas sejarah Iran.Bahasa dan sastra Persia menampilkan aneka ragam budaya Iran yang kaya. Bahasa Persia adalah bahasa spiritual, hikmah dan irfan. Dengan keistimewaannya itu bisa melintas batas-batas geografis dan teritorial, bahkan melanglang buana menembus cakrawala dunia.Al-Quran, hadis dan perkataan para ahli fiqih, filosof dan urafa merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari bahasa dan sastra Farsi. Seluruh karya sastra Persia dipenuhi oleh daya tarik spiritual yang sesuai dengan karakter fitrawi manusia, karena membawa manusia menuju kesempunaan. Lembaran karya besar Maulawi, Hafiz Shirazi, Saadi, Ferdowsi dan penyair terkemuka lainnya menunjukkan kepada manusia modern tentang ketinggian sastra Persia.DR. Irina Avramenko, dosen budaya Universitas Moskow mengatakan, "Membahas mistisisme dan spiritualitas tanpa syair dan sastra Persia tidak akan sempurna. Bahkan kisah percintaan seperti Laela dan Majnun, Shirin dan Khosro, atau Shahnameh Ferdowsi yang merupakan buku kepahlawanan Iran, tidak kosong dari spiritualitas. Sastra mistis dan pesan spiritualitas bisa digali darinya."Dalam pandangan pakar budaya Unversitas Moskow itu, Tuhan, cinta dan manusia merupakan tiga daya tarik spiritualitas yang penting dalam sastra Persia. Mengenal Tuhan merupakan sesuatu yang lebih utama dari apapun, cinta sebagai pembersih dari segala kebusukan, dan manusia yang bergerak menuju kesempurnaan. Ketiga daya tarik ini tidak akan tercapai tanpa mengenal sastra Persia.Kazakistan sepanjang sejarah memiliki kaitan erat dengan budaya dan peradaban Islam. Salah satu unsur budaya Iran di Kazakistan adalah bahasa Farsi. Tidak hanya itu, rakyat Kazakistan masih menamai anaknya dengan nama-nama Persia seperti Rostam, Isfandiyar, Birjan dll. Tidak hanya itu, ribuan istilah Farsi juga dipergunakan dalam bahasa Kazakistan seperti Namaz (shalat), Rozeh (puasa) Fereshteh (malaikat) dll. Di kota Almaty sendiri, nama apotik, jalan, gang, dan lain-lain menggunakan terma bahasa Farsi.Salah satu kekayaan Kazakistan yang paling bernilai hingga kini masih belum digali adalah manuskrip kuno berupa tulisan tangan yang terdapat di perpustakaan-perpustakaan negara itu. Sekitar 85 hingga 90 persen dari manuskrip kuno itu berbahasa Farsi.Salah seorang peneliti Kazakistan mengatakan 90 persen dari sumber sejarah dan budaya abad pertengahan ditulis dalam bahasa Farsi. Ia juga mengungkapkan bahwa orang-orang Kazakistan membuat ilustrasi dari cerita Shahnameh, Laela dan Majnun dalam bentuk lukisan. Abai, salah seorang penyair terkemuka Kazakistan menguasai bahasa Arab dan Farsi, terutama Farsi kuno, termasuk karya-karya para penyair terkemuka Persia seperti Hafiz, Maulawi, Saadi dll.Mengingat kedudukan dan posisi penting bahasa dan sastra Persia dalam budaya dan bahasa Kazakistan, generasi muda negara ini mempelajari warisan budaya Persia dari pendahulunya yang merupakan bagian dari identitas kebangsaan negara itu.Pengajaran bahasa dan sastra Persia dimulai tahun 1989 seiring tumbangnya Uni Soviet, dan berakhirnya penguasaan Rusia terhadap Kazakistan berkat kerja keras profesor Rostamov di Institut Oriental Kazakistan. Menyusul kemudian, bahasa Farsi diajarkan di universitas Ablai Khan dan universitas lainnya.(IRIB Indonesia/PH)